4 Orang yg DiRindukan Surga

Bismillah..
4 Orang yg DiRindukan Surga :
1. Para pembca Al-Quran
2. Penjaga lisan
3. Org yg bershadaqah(mmberi makan org yg lpar)
4. Org yg berpuasa di Bulan Ramdhan
-
10 Amalan di Bulan Ramadhan
1. Mengakhirkan sahur
Yang dimaksud sahur ialah bangun di sepertiga malam agar mendapatkan berkah. Saat sahur, minum seteguk air sajapun sudah cukup.
2. Menyegerakan berbuka
Sunnah Rasulullah SAW saat berbuka,yaitu makan 3 biji kurma dan minum air.Setelah itu shalat maghrib.
3. Yaumul lail
4. Tilawatil Quran
5. Berdzikir & berdoa
6. Bershadaqah
7. Melaksanakan amal-amal sunnah
8. Meninggalkan yg mubah
9. I'tikaf
10. Mencari Lailatul Qadar

Kumpulan Pantun Bahasa Using - Wangsalan Basa Using

Demenan.
Jangan kelor iwak pelasan
Tukune ring pasar wetan
Mlaku ngalor cumo alasan
sing weruho wis semayanan

Nggowo nyiru ambi keloso
Ngelangi nyebrang segoro
Mangan turu sun sing biso
Raino bengi mikiraken riko

Ana lintang ana ulan
Jejer-jejer ring ndhuwuran
Ati bungah sing karuanNdeleng riko liwat ngarepan

Nasihat.
Mangu-mangu kabur kanginan
Mergo duwe ati hang belang
Kadhung wes rungu kumandang adzan
Ayo gancang podho sembahyang

Ati bungah ulane semeringah
Ati susah delengen baen isun
Sekolah ayo tah sekolah
Sapa bhuduh mbisuke getun

Mlaku-mlaku ring pegadean
Ojo lali maca salawatan
Urip ring dunyo cumo sepisan
Lakokena urip hang tenanan

Sindiran.
Nggolet godhong
godhong hang tuwek
Kadung ngomong
ojo karepe dewek

Nunggang sepeda nulih mburi
Sampek sing katon ono jeglongan
Demen ngomongno liyan ring mburi
Nggarai podo gontokan

Ambune gerang kebal-kebul
Dipepe ring ndhuwur pager
Kadung ngomong ngalor ngidul
Gancang tah hang bener

Wadanan.
Wit klopo arane glugu
Disigari diparo dadi pitu
Saben dino isun sing biso turu
Ndeleng riko hing due untu

Wak paing nggawe udheng
Nunggang sepedha geratulan
Sakat mau hing mudheng-mudheng
Aju kelendi kadung ulangan

Atinisun seru senenge
Ndeleng riko gemuyu
Ulih baen ayu raine
Temokeno lare wandu

Lucu .
Ring skolah mlaku bareng
Sekolahe ring pinggir dalan
Kadhung kepingin ati seneng
Bareng-bareng menek ciplu'an

Wit jambe duwene Pak Camat
Kadung arep njaluk sing paran-paran
Aran lare kadhung wes telat
Budal skolah lali kathok'an

Man Parmin tuku jaran
Diarani mbokde
Nggolet pulpen mubeng sing karuan
Temokeno yo ring sak'e

Sensasi Dingiin Merawan

Dingiiin baanggeet! Begitu menaiki jalan beraspal gunung Kumitir. Tanpa kaus kaki,kaus tangan,dan jaket. Pinter bangeet. Ga kepikiran sebelumnya buat mersiapin itu smua,karna ga tau juga kalo bakalan lewat merawan. Tikungan-tikungan begitu tajam dan terpercaya bisa bikin orang jantungaan. Oya, lagian saat itu menjelang Maghrib. Gelap. Jalannya bagus-mulus dibagi dua jalur. Para pemakai jalannya itu lhoh! Truk setinggi 2meter-an,mobil,bis. Sedangkan,kami naik speda motor. Tikungan pertama, wuuzz..mulus sih,cause di pinggir-pinggir jalan banyak lampu taman. Banyak juga kok rumah-rumah penduduk,toko,dll. Begitu sterusnya,hingga nyampe' tengah gunung.. Ga ada tuh yg namanya lampu taman. Asli gelap. Untungnya!para pemakai jalan pada pinter tuh nyalain lampu kendaraan mereka*yaialah*. Jadi,buat ngidentifikasi kendaraan apakah didepanku, tinggal ngitung lampunya tuh. Kalo speda mtor=satu, mobil & bus=dua, truk=banyaak. Keren juga si,kayak parade lampion. Nah,pas nyampe tikungan tuh asli ga kliatan kalo ada tikungan..Untung, ada orang yg nyalain obor. Saat itu aku heran..baiik banget ya? Tikungan berikutnya,ada orang nyalain senter. Heran lg. Lebih modern ya?eh maksudnya,baik ya? Ada skitar 7-10 orang yg nyalain obor & senter d tiap tikungan. Bahkan, ada peobor seorang ibu beserta dua anaknya. Ckck.
Oya,banyaak juga pengemis dari berbagai usia. Heran lagi lagi. Lagi lagi heran. Ngapain coba ngemis, gelap -gelap, di tempat yang para pemakai jalannya pada ngebut? Mana sempet,buat shadaqah ? Ya sudahlah..
Lanjut.
Kabut tebel ngehalangin penglihatanku, wuh! Serasa balapan dalam film 3D,setiap tarikan-hembusan nafas melambat-tertahan saat menikung dan dalam arah berlawanan sebuah truk gede berlampu banyak melaju. Whuuuzz..criit!
*Eh?*. Dalam belitan kabut, sorotan lampu warna kuning,merah,hijau dari sang truk menghablur dengan kerennya! Slow motion..gerakan mata melebar,deg-deg-an,mulut mengatup,daaan yaak! Kami selamat dari lawan pertama! Alhamdulillah..lalu,kulihat kebawah.Gumpalan kabut juga memenuhinya..Kereen!Lanjut.Aksi balapan kami semakin seruu! Beribu-ribu truk,bis,&mobil kami kalahkan!*lebay* dengan asumsi bahwa kendaraan-kendaraan gede itu berjalan mundur diblakang kami*hehe*. Mundur=kalah. Sedangkan,kami terus maju. Maju=menang*hehe*. Nah,akhirnya kami menuruni gunung ini..Ya, alhamdulillah.. Banyak lampu taman & rumah penduduk kok,ada penginapan juga. Saat menuruni gunung,aku jadi terngiang akan perjuangan bangsa Indonesia dulu kerja rodi membangun jalan di gunung Kumitir ini. Nasionalisme-ku meningkat,dan betapa aku meraasaaa.. ingin membangun jalan. *hahaha*Maksudku ,melanjutkan pembangunan Indonesia yg terhambat oleh kegelapan. Keep Spirit yo guys ! =)

AYAH

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja di perantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau berkuliah jauh dari kedua orang tuanya,,
Akan sering merasa rindu dengan Ibunya.

Lalu bagaimana dengan Ayah?

Mungkin karena ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayahlah yang sering mengingatkan ibu untuk meneleponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang ayah bekerja dan dengan wajah lelah, ayah selalu menanyakan pada ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian.

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil...

Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda
Dan setelah Ayah menganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu.
Kemudian Ibu mengatakan: ”Jangan dulu ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya.”
Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka...
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Ayah dengan yakin membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya pasti bisa!

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba.
Tetapi ayah akan mengatakan padamu dengan tegas: ”Iya boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang.”
Tahukah kamu, Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentakmu dengan berkata:
”Sudah dibilang kamu jangan minum air dingin!”
Berbeda dengan ibu yang memperhatikan dan menasehatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja...

Kamu mulai menuntut ayah untuk dapat ijin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas, mengatakan: ”Tidak boleh!!”
Tahukah kamu, bahwa ayah melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat-sangat luar biasa berharga...

Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu.
Dan yang datang mengetuk pintu untuk membujukmu agar tidak marah adalah ibu.
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia harus menjagamu.

Dan ketika ada seorang anak laki-laki mulai meneleponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu,
Ayahmu akan memasang wajah paling cool sedunia dan mengintrogasi anak laki-laki itu.
Bahkan ketika kamu sudah menemui teman lelakimu itu Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang mengobrol di ruang tamu.
Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan ayah melonggarkan sedikit peraturan untukmu keluar rumah, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk diruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut.
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan ia memaraimu.
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang sangat Ayahmu takuti akan segera datang.
”Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah”

Setelah lulus SMA, ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata-mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan medukungmu saat pilihanmu itu tdak sesuai dengan keinginan Ayah.

Ketika kamu menjadi gadis dewasa...

Dan kamu harus berkuliah di kota lain
Ayah harus melepasmu pergi.
Tahukah kamu bahwa tubuh Ayah terasa kaku memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini dan itu, serta menyuruhmu untuk berhati-hati.
Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat,
Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, serta menepuk pundakmu sambil berkata,”Jaga dirimu baik-baik ya sayang.”
Ayah melakukan itu semua agar kamu kuat..kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, maka orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.
Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar bisa merasa sama dengan teman-temanya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar boneka atau mainan baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan itu untukmu.
Maka kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah, ”Tidak..tidak bisa!”
Padahal dalam batin Ayah, ia sangat ingin mengatakan, ”iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu.”
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat putri kecilnya berhasil tumbuh dewasa.

Sampai saat seorang teman lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya...
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin.
Karena Ayahmu tahu...
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya...
Saat Ayah melihatmu duduk di pelaminan bersama dengan seorang lelaki yang dianggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia...
Apakah kamu tahu, di hari bahagia itu Ayah kebelakang panggung sejenak dan menangis?
Ayah mengangis karena ayah sangat berbahagia, dan kemudian berdoa.
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata,” Ya Allah, tugasku sudah selesai dengan baik. Putri kecilku yang lucu yang kucintai telah menjadi seorang wanita yang cantik.Bahagiakanlah ia bersama dengan suaminya.”

Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang menjenguk.
Dengan rambutnya yang semakin memutih serta tubuh dan lengannya yang tidak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya.
Ayahmu telah menyelesaikan tugasnya...

Ayah...
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat.
Bahkan ketika ia tidak kuat untuk tidak menangis.
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu.
Dia adalah seseorang yang sebenarnya selalu menjagamu juga setiap waktu, entah dalam doanya, entah dalam kepedulian yang tersembuyi di balik ketegasannya itu.
Dan dia-lah orang pertama yang selalu yakin bahwa kamu bisa dalam segala hal.

Hehe

heeeeeeeeeeee

Real-Scary Story

Senandung Di Pukul 05:00

Pukul 05:00 pagi …

Tak seperti biasanya. Kali ini aku sudah berada di depan gerbang SMAN 1 Glagah. Memang hari ini ada bimbingan belajar pagi untuk siswa kelas X sepertiku. Tapi, sepertinya pagi hari disini adalah dini hari. Gelap. Seram. Dingin. Entah merinding atau menggigil. Lapar atau kedinginan. Menyesal atau jengkel. Ataukah… aku terlalu rajin datang pagi-pagi ke sekolahku tercinta yang terkenal dengan aksen bangunan tua nan angker??

Haha.. tentu…tentu…tentu TIDAK. Hehe..

Bukanlah kebiasaanku datang terlalu pagi ke sekolah seperti ini. Pilihan untukku cuma dua. Datang tepat waktu atau telat 5-10 menit. Jadi, sebenarnya apakah penyebab ke’rajin’nan ku ini?

Baiklah-baiklah.. jadi, tante yang mengantarku ke sekolah harus mengajar bimbel pagi di sebuah sekolah dasar Islam Al-Khairiyah. Karena tidak ada pilihan lain, ya sudahlah aku nurut.

Dengan segala kerendahan hati, maka kulangkahkan kakiku menapaki jalanan sepi nan sunyi ini. Setelah beberapa langkah, kutemukan pagar yang tertutup! Jreengg… Segera deh ku dekati pagar itu, dengan mengumpulkan cakra di telapak tanganku. Dengan sekuat tenaga, ku tarik pagar itu. Dan.. ah..sudahlah. pintunya hanya tertutup. Bukan terkunci. Bukan tergembok. Bukan pula, engselnya macet. Fiuhh..Keringetan deh.

Sekarang, terpampang di hadapanku.. hamparan pohon-pohon besar nan sangar. Berjejer rapi disepanjang jalan setapak. Ah…indaah. Komposisi yang pas! Pas untuk uji nyali atau bersemedi memohon wangsit. Bayangkan saja.. di kegelapan, kesunyian, kehampaan ruang-ruang kelas tak bernyawa, pohon-pohon angkuh yang entah siapa berdiam disana… belum lagii..kelelawar-kelelawar berebutan mengintip manusia sepertiku yang masih berdarah segar..Hehe. Bukan, mereka bukan vampire kok.

Ahh…terus saja ku mantapkan niat menuju kelasku.

Nah.. fiuhh..! Yes. Ternyata memang akulah orang pertama, yang dengan lemasnya duduk di tempat duduk(iyalah..) sambil menatap pintu kelasku yang masih terkunci. Kali ini, tak perlu ku keluarkan cakraku lagi. Lemes dahh…Belum sarapan lagi!Huft.

Duduk sendiri, tiada yang menemani. Eh, tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara yang keciiill sekalii. Seperti suara kucing, tapi ini lebih kecil.Yang kudengar cuma huruf vocal ‘I’. Suara itu sepertinya berasal dari ruang kelas atas. Entah, X1, X2, X3. Atau, ruang lab.bahasa dan lab.kimia. dan, menurutku, suara itu ada di dalam ruangan. Lambat laun, semakin mirip suara kucing. Dan, kusimpulkan hipotesa pertamaku tadi benar. Bahwa itu, suara kucing yang mungkin terjebak dalam ruangan terkunci.

Tapi.tapi,tapi!! Kok, lama-lama suara itu membentuk nada-nada. Jangan-jangan itu hantu!Tapi, kok..aku yakin sekali, suara itu membentuk lagu. Lagunya Wali Band yang kalau tidak salah berjudul ‘Baik-Baik Sayang’. “…..hanya satu pintakuu di siang dan malamkuu…”. Dan suara itu seperti suara anak kecil. Huft..syukrulah.. ku kira suara hantu, kek. Tapi, setelah kupikir mana ada hantu bisa apal terus nyanyi lagu band Indonesia gitu? Wkwkwkw….

Lega deh, akupun penasaran siapa sih yang nyanyi? Anak siapa coba yang terjebak dalam ruangan terkunci atau tertutup atau tergembok atau engselnya macet? Hehe.

Lalu, aku mendekati suara itu. Baru, saja aku hamper ke atas, suara itu berhenti.

….

…..

Haahh???!!

Sebelum aku berpikir macam-macam, aku langsung kembali ke tempat duduk ku.

Dan, tebak saja.

Anak kecil itu nyanyi lagi! Wahhh…

Tetap lagunya wali, tapi judulnya Cari Jodoh! Haha, aku pikir ini gila dan agak tidak rasional. Oh.. ya, aku tidak merasa takut lagi saat itu. Malah, aku ikut-ikutan nyanyi. Hehe.

Selang beberapa waktu kemudian… adik perempuanku cerita soal hantu gitu. Dia crita kalo dia liat televisi, channel RCTI yang waktu itu ada audisi Indonesian Idol. Nah, katanya waktu audisi itu, tepatnya jam 12 malem, masih ada satu peserta yang mau tampil. Gila ajah gitu loh… penampilannya! Peserta itu cewek dengan baju putih kusam, berambut panjang menutupi wajahnya yang pucat. Nah, caranya ia berjalan pun seperti robot dan! Sepertinya kedua kakinya tidak menyentuh tanah!! Wehw..

Tiga juri disitu ketakutan, karena ternyata nama ataupun urutan tampil cewek itu tidak ada! Tapi mereka tetap mau mendengar cewek itu nyanyi. So, cewek itu nyanyi lagunya Alda ama lagunya Mbah Surip. Yeah, itu lagu-lagu penyanyi yang udah almarhum. Salah satu juri nanya, “ Kenapa kamu memakai pakaian seperti itu? ”. Lalu si cewek njawab, “Karena ini baju yang saya buat sendiri dari bekas kain kafan adik saya yang baru saja meninggal”

Jeddyyyeennnng!!! Nah, saat cewek itu keluar dari ruang audisi, lampu padam seketika! Dan para juri histeris…Gyaaa..

Jadi, cewek itu adalahh… ya, mungkin emang hantu.

Kalo disambungin ama critaku soal anak kecil yang nyanyi lagunya wali tadi.. sepertinya, anggapan bahwa hantu tidak bisa nyanyi mungkin saja SALAH. Hooho.. -_-‘’